JAKARTA, economicnoise.com – Pemerintahan Prabowo Subianto sebagai Presiden dan Gibran Rakabuming Rakasebagai Wakil Presiden membawa optimisme tinggi di kalangan masyarakat Indonesia. Yusuf Rendy Manilet, peneliti ekonomi dari Core Indonesia, mencatat bahwa peningkatan ini tidak lepas dari penambahan kementerian dan lembaga baru dalam kabinet yang diperkenalkan.
“Secara keseluruhan, ekspektasi masyarakat terus bertambah dengan adanya peningkatan jumlah kementerian dan menteri baru dalam pemerintahan ini,” ujar Yusuf saat diwawancarai oleh B-Universe pada Kamis (24/10/2024).
Kabinet Prabowo-Gibran, yang disebut Kabinet Merah Putih, memiliki komposisi yang lebih besar dengan 48 menteridan 55 wakil menteri. Jumlah tersebut jauh melebihi era pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin yang terdiri dari 34 menteri dan 31 wakil menteri.
Dengan formasi kabinet yang lebih besar, publik berharap tantangan-tantangan ekonomi, sosial, dan berbagai isu lainnya dapat ditangani dengan lebih efektif. Masyarakat berharap kehadiran menteri-menteri baru ini akan mempercepat penyelesaian berbagai masalah yang ada.
“Beragam masalah yang sebelumnya sudah muncul diharapkan dapat segera mendapat solusi atau setidaknya mitigasi melalui kementerian dan lembaga tambahan yang baru ini,” jelas Yusuf. Namun, tugas besar menanti, terutama terkait pencapaian target pertumbuhan ekonomi yang ambisius sebesar 8%.
Kementerian Keuangan memegang peran kunci dalam memastikan pengelolaan sumber daya negara yang efektif, di samping memastikan peningkatan investasi, pengelolaan anggaran yang efisien, serta penerapan kebijakan fiskal yang optimal. Kinerja kementerian ini akan menjadi penentu apakah target ambisius tersebut dapat tercapai.
“Beberapa kementerian akan memiliki tanggung jawab besar dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi. Kementerian Keuangan, misalnya, memegang peran krusial dalam mengelola keuangan negara dan mengalokasikan sumber daya ke berbagai kementerian lain,” pungkas Yusuf.